Metode Blackbox Testing

Pada siklus hidup pengembangan perangkat lunak (System Development Life Cycle: SDLC) salah satu suatu proses yang harus dilakukan adalah proses pengujian pengujian (testing). Pengujian perangkat lunak adalah suatu teknik yang digunakan menguji apakah sebuah perangkat lunak yang dihasilkan telah memenuhi kebutuhan proses bisnis pengguna atau masih belum. Menurut Pressman (2005), testing adalah proses eksekusi suatu program untuk menemukan kesalahan sebelum digunakan olejhpengguna akhir (end-user).

Salah satu metode pengujian perangkat lunak adalah Black-Box Testing. Black-box Testing merupakan  sebuah  metode  yang  digunakan untuk  menemukan  kesalahan  dan mendemonstrasikan  fungsional  aplikasi  saat dioperasikan,  apakah  input  diterima  dengan  benar dan  output  yang  dihasilkan  telah  sesuai  dengan yang diharapkan.

Fokus dari pengujian mengunakan metode Black-Box adalah pada pengujian fungsionalitas dan output dihasilkan aplikasi. Pengujian black-box didesain untuk mengungkap kesalahan pada persyaratan fungsional dengan mengabaikan mekanisme internal atau komponen dari suatu program.

Menurut Williams (2006) pengujian perangkat lunak mempunyai beberapa level, untuk pengujian menggunakan metode Black Box, terdapat enam level yaitu Integration, Functional, System, Acceptance, Beta, dan Regression.

Salah satu dari pengujian Black-Box yang dapat dilakukan oleh seorang penguji independen adalah Functional testing. Basis uji dari functional testing ini adalah pada spesifikasi dari komponen perangkat lunak yang akan diuji. Functional testing memastikan bahwa semua kebutuhan-kebutuhan telah dipenuhi dalam sistem aplikasi. Dengan demikian fungsinya adalah tugas-tugas yang didesain untuk dilaksanakan sistem. Functional testing berkonsentrasi pada hasil dari proses, bukan bagaimana prosesnya terjadi.

Tipe Testing Perangkat Lunak
Tipe Testing Perangkat Lunak

One thought on “Metode Blackbox Testing

Leave a comment